Dewa Jack Bakti Terakhir, Ayahanda Dipelebon Bersama 14 Sawa di Desa Banjar

Ayahanda Dewa Jack, Dewa Nyoman Jeneng yang berpulang pada 18 Februari 2022 lalu, akan dipelebon pada Jumat, 14 Juli 2025 mendatang.

Buleleng, breakingnews – Suasana duka penuh khidmat menyelimuti keluarga besar Ketua DPRD Bali, Dewa Made Mahayadnya, yang akrab disapa Dewa Jack. Tokoh sentral PDI Perjuangan Bali ini tengah melaksanakan upacara Pitra Yadnya atau pelebon untuk ayahanda tercinta, almarhum Dewa Nyoman Jeneng, di kampung halamannya, Desa Banjar, Buleleng.

Dewa Nyoman Jeneng yang berpulang pada 18 Februari 2022 lalu, akan dipelebon pada Jumat, 14 Juli 2025 mendatang. Upacara sakral ini digelar dengan penuh hormat, sebagai bentuk bakti dan penghormatan terakhir untuk sang ayah yang semasa hidup dikenal sebagai sosok pendidik.

“Beliau seorang guru, sempat menjadi Kepala Sekolah dan wafat di usia 83 tahun. Banyak nilai hidup yang saya pelajari dari sosok beliau,” tutur Dewa Jack, yang juga menjabat sebagai Bendahara DPD PDI Perjuangan Bali.

Upacara pelebon ini merupakan rangkaian Pitra Yadnya dan Atma Wedana dengan dua merajan yang terlibat, yaitu Merajan Agung Kelingan Kangin Satria Dalem Segening dan Dadia Merajan Satria Tirtha Harum. Total terdapat 14 sawa (jenazah) yang akan diaben bersama, termasuk mendiang Dewa Nyoman Jeneng.

“Jadi dua merajan ini dari Merajan Purusa yaitu Kakyang dan Merajan Predana yaitu Niang. Dari dua dadia ini ada 14 sawa termasuk ayah saya,” jelas Dewa Jack di sela-sela persiapan.

Prosesi upacara sudah berjalan sejak Kamis, 3 Juli 2025, diawali dengan Pedeengan, Mlaspas Wadah, Wisudha Bhumi, Mras Margi hingga Maprelina. Puncak upacara pelebon dilaksanakan pada Jumat, 4 Juli 2025, dilanjutkan dengan prosesi Nganyut Sekah, Nyegara Gunung, Nangkilang ke Pura Dalem Banjar, Meajar-Ajar hingga Ngingkup.

Dalam suasana penuh rasa haru, Dewa Jack juga menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada seluruh semeton, masyarakat Desa Banjar, para tokoh di Buleleng, serta kerabat dari luar Buleleng yang hadir dan mendukung rangkaian upacara.

“Saya heran dan haru, teman-teman datang tidak habis-habisnya, setiap hari sejak persiapan. Terima kasih semeton, masyarakat Desa Banjar, para tokoh di Buleleng, dan teman-teman semua di luar Buleleng. Mohon maaf jika ada kekurangan dari kami,” ucapnya dengan penuh ketulusan.

Upacara ini menjadi wujud penghormatan seorang anak kepada ayahnya, sekaligus menjadi pengingat bahwa jasa seorang guru dan orang tua tidak akan pernah lekang oleh waktu. 5412/jmg

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *