KLUNGKUNG, Breaking-news.co.id | Petani di Kabupaten Klungkung khawatir hasil panennya padinya merosot. Pasalnya tanaman padi hampir panen roboh oleh hujan dan angin kencang.
Rusaknya pohon padi diduga berakibat pada rontoknya bulir padi di pohon, hal ini berbuntut hilangnya hasil panen.
Petani di Subak Bakas, Banjarangkan, Klungkung, Wayan Rika, Senin (17/2) saat ditemui Breaking-news mengungkapkan kekhawatirannya akan berkurangnya hasil panen padinya. Tanaman padinya tumbang akibat hujan dan angin kencang sejak musim angin kawulu. Dia khawatir bulir padinya rontok sendiri di pohon, kalau terus diguyur hujan pada saat kondisi tanaman sudah jatuh ke tanah.
“Pohon padi saya tumbang rupanya banyak bulir padi lepas ke tanah, hujannya ga henti- henti,” keluh Rika.
Lanjut dia, bahwa hujan kini terus mengguyur tanaman padinya yang sudah hampir panen tersebut. Mereka mengaku pasrah, sebab kalau dipanen dini akan berdampak buruk pada kualitas dan kuantitas gabah.
“Kalo kami panen salah, karena belum waktunya, takut tambah rugi, karena sebagian buahnya belum menguning,” imbuhnya sembari menunjukkan bulir padinya.
Keluhan serupa juga muncul dari petani tetangganya, Nengah Simpen. Tanaman padi mereka juga roboh oleh hujan dan angin kencang.
“Niki makejang padin tyange pungkat (Nih semua tanaman padi saya roboh),” keluhnya.
Dari pantun Breaking-news menunjukkan kasus robohnya pohon padi belum siap panen mencapai luasan yang signifikan, dan terjadi di banyak subak yang musim tanamnya bersamaan/seumuran.
Tetapi pada tanaman padi yang belum berbuah cendrung kuat dari terpaan angin, disebabkan karena belum dibebani buah.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung, Ida Bagus Juanida, dikonfirmasi, terkait keluhan petani, Selasa (18/2) dia tidak membantah terjadinya kehilangan hasil panen. Seberapa besar rontoknya, menurutnya tergantung jenis kasusnya dan varietas padi.
Tanpa robohpun menurut dia kehilangan hasil biasa terjadi, akibat panen lewat/ kurang waktu,akibat dimakan burung, hama tikus dan akibat pemanenan dengan cara manual. Diakui kehilangan secara umum antara 7 – 12 persen. Bila ditambah kasus roboh, bisa saja kehilangan hasil panen bertambah.
Data produksi gabah di Klungkung dalam setahun mencapai sekitar 30.000 ton. Dengan hitungan 5.000 hektar dikalikan hasil panennya 6 ton/hektar. Dikatakan setahun hanya dapat bertanam padi sekali, selebihnya petani bertanam palawija. (sum)