Dewan Bangli Minta Dinas PKP Atasi Rontoknya Buah Jeruk Kintamani

BANGLI, Breaking-news.co.id | Kasus rontoknya buah Jeruk Kintamani yang serius belakangan ini mengundang perhatian anggota DPRD Bangli, Ni Nengah Dwi Madya Yani.

Petani jeruk di Desa Bonyoh, Kintamani, I Ketut Lingga kepada Breaking, news, Jumat (31/1) mengeluh. Pasalnya buah jeruk yang mereka harapkan untuk berproduksi hanya impian. Karena buah jeruknya berguguran. Diakui hampir 80 persen buah jeruknya rontok saat masih kecil baru sebesar kelengkeng.

Bacaan Lainnya

” Baru sebesar kelengkeng udah gugur, ga bakal dapat jual jeruk”, sesalnya.

Dia mengaku pasrah, karena mengaku tidak tahu cara yang jitu untuk mengatasi rontoknya buah tersebut. Obat yang biasa dia pakai ternyata tidak mempan.

Keluhan senada juga datang dari petani jeruk di Banjar Masem Budi Karma, Siska Ery. Dia juga mengungkapkan kalau buah jeruknya juga rontok, namun tidak terlalu signifikan seperti dialami petani I Ketut Lingga. Tak kecuali jeruk di Desa Batukaang, Kintamani juga banyak rontok. Kerontokan terjadi merata, di Desa Sukawana juga kerontokan buah terjadi. Cuma petani di sana mengakui tak lebih dari 5 persen gugurnya.

Anggota Komisi II DPRD Bangli, Madya Yani meminta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan ( PPK) Bangli tidak diam atas kondisi itu. Terutama kepada PPL dia minta agar memberikan pendampingan. Menyiapkan metode yang tepat untuk mengatasi hama/ penyakit saat musim penghujan seperti sekarang.

” Kami berharap penyuluh lapangan di Dinas PKP mesti memberikan pendampingan, mana metode yang tepat untuk mengatasi hama dan penyakit di musim hujan ini”, pinta srikandi PDIP daerah pemilihan Kota Bangli ini.

Meski dia menyadari intensitas hujan yang sebagai faktor gugurnya buah, namun dia berharap pihak berkompeten harus mencari tahu solusinya.

Sementara Kepala Dinas PKP Kabupaten Bangli, I Wayan Sarma ketika dimintai tanggapannya, mengakui adanya kasus rontoknya buah jeruk. Dia mengakui juga adanya laporan atas rontoknya buah jeruk dari petani di Desa Batukaang Kintamani.

Pada intinya setiap ada laporan pihaknya akan tindaklanjuti dengan pengamatan, pembinaan dan pengendalian dengan memberikan bantuan pestisida dan dimiliki. Bukan hanya itu, tetapi juga memberikan rekomendasi cara pengendalian serangan hama dan penyakit.

Dia berharap petani jeruk tidak menggunakan pupuk mentah, tanpa proses permentasi. Hal itu bakal merusak kondisi perakaran tanaman jeruk. Lanjut dia bila mendapat pupuk mentah dibarengi dengan hujan sangat berpengaruh terhadap perkembangan fatogen dan mikroba yang membahayakan tanaman.

“Kami di Dinas selalu menghimbau dan menyarankan petani untuk mengurangi penggunaan pupuk kandang yang berbahan limbah kotoran ternak yang masih mentah atau belum terpermentasi”, imbuh pejabat asal Desa) Kecamatan Tembuku ini. (sum)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *