Spirit Tri Hita Karana Warnai Perayaan HUT ke-11 Pewarta

Keterangan Foto : Ketua Pewarta Tabanan, Anak Agung Gede Kayika Sasrawiguna, menyerahkan bibit pohon cempaka kepada prajuru Pura Luhur Batukaru usai kegiatan persembahyangan bersama pada Sabtu (25/10).

TABANAN, Breaking-news.co.id | Persatuwan Wartawan Tabanan (Pewarta) akan merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-11 pada Selasa (28/10) nanti. Perayaan HUT Pewarta Ke-11 di tahun ini akan dilaksanakan dengan sejumlah kegiatan yang berlandaskan konsep Tri Hita Karana.

 

Konsep Tri Hita Karana menjadi pijakan seluruh aktivitas hidup di Bali. Konsep itu memberikan gambaran mengenai penyebab keharmonisan hidup antara manusia melalui relasinya.

 

Baik relasi kepada Tuhan, relasi kepada sesame manusia, hingga relasi manusia itu sendiri terhadap lingkungannya.

 

Dengan konsep itu, perayaan HUT Pewarta Ke-11 diawali dengan kegiatan ngaturang bakti atau persembahyangan bersama secara khidmat di Pura Luhur Batukau, Desa Wongaya Gede, Kecamatan Penebel.

 

Kegiatan itu berlangsung pada Sabtu (25/10) yang bertepatan dengan Tumpek Wariga, sebuah hari suci dalam agama Hindu di Bali untuk menghormati dan bersyukur kepada Dewa Sangkara, penguasa kesuburan tumbuh-tumbuhan.

 

Karena itu, usai melakukan persembahyangan bersama, para anggota Pewarta baik dari media cetak, televisi, dan online melakukan penyerahan 50 bibit pohon cempaka kepada prajuru atau pengurus Pura Luhur Batukau.

Bibit pohon Cempaka nantinya akan ditanam pada kawasan hutan lindung yang ada di sekitar Pura Luhur Batukau.

 

Ketua Pewarta Tabanan, Anak Agung Gede Kayika Sasrawiguna mengatakan, kegiatan ini merupakan wujud kontribusi dan kepedulian wartawan yang sehari-harinya bertugas di Kabupaten Tabanan terhadap pelestarian alam.

 

Apalagi belakangan ini, Bali sedang menghadapi persoalan lingkungan yang pelik. Mulai dari alih fungsi lahan dan berkurangnya vegetasi.

 

Sehingga beberapa waktu lalu, beberapa persoalan lingkungan itu ditengarai menjadi penyebab munculnya bencana banjir pada beberapa wilayah di Bali.

“Kegiatan ini sekaligus menjadi refleksi spiritual bagi kami Pewarta di usianya yang sudah memasuki sebelas tahun,” kata Kayika.

 

Dengan demikian, sambung Kayika, perayaan HUT Pewarta Ke-11 bukan hanya sekadar seremonial belaka. Lebih dari itu, perayaan HUT kali ini memberikan makna bagi seluruh anggotanya, masyarakat, dan lingkungan.

 

“Melalui konsep Tri Hita Karana, kami berupaya menjaga keharmonisan hubungan dengan Ida Sang Hyang Widhi, sesama manusia, dan alam sekitar,” ujar Kayika.

 

Ia menambahkan, pohon cempaka dipilih karena memiliki nilai filosofis yang erat dengan kehidupan spiritual masyarakat Bali.

 

“Cempaka sering digunakan dalam sarana upacara keagamaan. Dengan menanam pohon ini, kami berharap turut menjaga keberlanjutan sumber sarana yadnya dan kelestarian hutan Batukaru yang menjadi paru-paru Tabanan,” jelasnya.

 

Selain kegiatan bakti dan penanaman pohon, Pewarta juga merencanakan sejumlah kegiatan lanjutan sebagai rangkaian perayaan ulang tahun, di antaranya kunjungan sosial ke panti asuhan dan refleksi profesi untuk memperkuat etika jurnalistik di kalangan anggotanya.

 

“Kami ingin wartawan Tabanan tidak hanya kuat di sisi profesionalisme, tapi juga memiliki kepekaan sosial dan kepedulian lingkungan,” imbuhnya.

Rangkaian kegiatan HUT Pewarta yang dilaksanakan di lereng Gunung Batukau ini pun mendapat sambutan hangat dari pengempon pura serta masyarakat setempat.

 

Mereka mengapresiasi langkah wartawan yang menjadikan momentum ulang tahun sebagai sarana memperkuat harmoni dan menjaga kelestarian alam Bali. (kyn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *