Ketua BTB Bali: Jangan Korbankan Masa Depan Energi Bersih Demi Narasi Tanpa Solusi

Tokoh muda Sanur sekaligus Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Agung Partha Adnyana atau Gus Agung.

Denpasar,  breakingnews – Tokoh muda Sanur sekaligus Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Agung Partha Adnyana atau Gus Agung, menyatakan dukungan tegas terhadap program energi bersih di Bali, khususnya rencana pembangunan Floating Storage Regasification Unit (FSRU) LNG di Teluk Benoa, kawasan Sidakarya. Ia menilai proyek ini sebagai langkah strategis untuk menjawab krisis energi yang tengah mengancam Bali, dan meminta agar publik tidak terjebak pada narasi emosional yang tidak berpijak pada fakta dan data ilmiah.

“Bali membutuhkan listrik yang bersih, handal, dan terjangkau. Jangan sampai idealisme yang lepas dari realitas justru mengorbankan masa depan energi kita. Kita pernah alami blackout, sekarang pun sudah mulai pemadaman bergilir. Ini bukti nyata bahwa ketahanan listrik kita rentan,” tegasnya saat ditemui di Denpasar.

Menanggapi kekhawatiran soal dampak terhadap kawasan suci dan lingkungan, Gus Agung menegaskan bahwa proses harmonisasi telah berjalan cukup panjang dan terbuka. “Semua desa adat yang terdampak sudah diajak bicara: Intaran, Sidakarya, Serangan, Sesetan, Pedungan. Prosesnya tidak instan, ini melewati tahapan panjang dengan dialog terbuka,” ujarnya.

Ia menyayangkan bila ruang diskusi yang telah dibuka sejak awal kembali diabaikan karena narasi-narasi lama yang terus diulang. “Kalau semua sudah dibahas, lalu muncul lagi argumen lama seolah tidak pernah ada diskusi, ini kan membuat proses menjadi stagnan. Kita butuh keputusan berbasis kajian, bukan asumsi.”

Terkait tudingan bahwa proyek FSRU akan merusak lingkungan, Gus Agung menjelaskan bahwa lokasi proyek justru berada di bekas kawasan kerukan lama, bukan habitat aktif. “Tidak ada padang lamun aktif atau terumbu karang hidup di titik lokasi. Kalau tidak percaya, mari kita selam bersama. Kita siap ajak siapa pun melihat langsung ke lapangan.”

Ia juga menanggapi isu mangrove dengan menyatakan bahwa teknologi HDD (horizontal directional drilling) telah disiapkan agar pipa ditanam enam meter di bawah tanah tanpa menyentuh kawasan hutan mangrove. “Jadi, klaim bahwa mangrove akan digusur tidak berdasar,” tambahnya.

Soal usulan memindahkan lokasi proyek ke luar jalur pelayaran Teluk Serangan, Gus Agung menyebut itu tidak rasional secara teknis dan finansial. “Kalau digeser jauh keluar, biaya pembangunannya naik drastis, dan itu pasti berdampak ke tarif listrik. PLN tidak akan sanggup beli listrik mahal, akhirnya masyarakat yang terbebani.”

Menurutnya, banyak orang hanya melihat proyek ini dari satu sisi, padahal FSRU adalah bagian dari transisi menuju energi bersih yang lebih realistis. “Gas memang impor, tapi distribusi dan pengelolaannya bisa mandiri. Yang penting Bali bisa mengendalikan pasokan, tidak tergantung pada luar Jawa. Itu langkah besar dalam kemandirian energi.”

Gus Agung menolak anggapan bahwa dukungannya terhadap proyek FSRU dilatarbelakangi kepentingan tertentu. Ia justru mengkritik mereka yang menggunakan isu ini sebagai alat politik tanpa menawarkan solusi yang masuk akal.

“Saya tidak anti kritik, tapi mari diskusi dengan data. Kalau solusi yang ditawarkan tidak realistis, seperti membangun di tengah laut dengan biaya 10 kali lipat, itu bukan solusi, itu ilusi,” tegasnya.

Ia menegaskan bahwa semua aspek proyek telah dikaji dari sisi teknis, sosial, budaya, hingga lingkungan. “Bukan berarti proyek ini sempurna, tapi kita sedang menuju ke sana. Kalau ada yang belum selesai, mari kita lengkapi bersama. Bukan langsung ditolak mentah-mentah.”

Mengakhiri pernyataannya, Gus Agung menyampaikan pesan kuat kepada publik dan para pengambil kebijakan: “Energi bersih bukan sekadar wacana hijau, tapi kebutuhan mendesak. Jangan sampai masyarakat dibebani dengan listrik mahal karena kita memilih idealisme tanpa solusi. Bali bisa bersih, mandiri, dan tetap lestari asal kita mau membuka pikiran dan berdiskusi dengan data, bukan asumsi.” 5412/jmg

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *