BANGLI, Breaking-news.co.id | Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bangli menunjukkan komitmen kuatnya dalam upaya pencegahan dan mitigasi bencana melalui kegiatan reboisasi masif yang dilaksanakan pada Minggu, 7 Desember 2025.
Dipimpin langsung oleh Ketua FPRB Bangli, Dr. I Wayan Wiwin, SST Par, M Par. Kegiatan penanaman pohon ini berfokus pada dua lokasi strategis yang dianggap rentan di Kabupaten Bangli, yakni di areal Pura Munggu Desa Abang Batudinding, Kecamatan Kintamani, dan areal Pura Pucak Sari, Penarukan, Desa Pulasari, Kecamatan Tembuku.
“Kegiatan reboisasi ini merupakan bagian integral dari upaya kami untuk mengurangi risiko bencana, terutama longsor dan kekeringan, di Kabupaten Bangli. Dengan menanam pohon, kita memperkuat daya dukung alam dan melindungi masyarakat dari potensi bahaya di masa depan,” ujar I Wayan Wiwin.
Doktor asal sidembunut itu juga menjelaskan bahwa berbagai macam pohon yang ditanam hari ini merupakan sumbangan dari para donatur dan pengusaha serta Balai Pengelolaan DAS Unda Anyar. Dijelaskan juga kegiatan reboisasi ini akan dilaksanakan di lima titik yang tersebar di empat kecamatan diseluruh kabupaten Bangli.

Dalam kegiatan ini, FPRB Bangli menanam berbagai jenis pohon yang memiliki fungsi ekologis penting, di antaranya Pohon Alpukat,Pohon Cemara,Pohon Jambu,Bambu Kuning,Pohon Sandat,Jaka Aren,Sukun dan pohon majegau.
Pemilihan jenis pohon ini tidak hanya bertujuan untuk penghijauan, tetapi juga untuk konservasi tanah dan air yang efektif serta untuk sarana upakara adat.
Antusiasme terhadap kegiatan ini terlihat dari kehadiran para peserta yang diantaranya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Bangli, perwakilan perangkat daerah terkait serta Plt Kepala Desa Abang Batu Dingding Kehadiran mereka menegaskan dukungan penuh Pemerintah Kabupaten Bangli terhadap inisiatif FPRB.
Selain itu, pengurus FPRB Bangli, anggota ORARI Bangli dan tokoh masyarakat setempat juga turut berpartisipasi aktif, menunjukkan sinergi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan komunitas dalam mewujudkan lingkungan yang lebih aman dan lestari.
Diharapkan, kegiatan reboisasi ini menjadi langkah awal yang berkelanjutan dan menginspirasi komunitas lain untuk aktif berpartisipasi dalam menjaga kelestarian alam demi meminimalisir dampak buruk bencana.(sum)





