Denpasar, breakingnews – Pulau Bali mengalami pemadaman listrik besar-besaran atau blackout yang disebut-sebut dipicu oleh terhambatnya pembangunan terminal gas alam cair (LNG) yang dibutuhkan untuk memasok energi bersih ke pulau ini. Proyek terminal LNG tersebut kini mandek, lantaran tarik-menarik kepentingan yang menyeret nama Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan (LBP), serta pengelola kawasan wisata Kura-Kura Bali.
Di sisi lain, proyek pengolahan sampah di Kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung, yang juga digagas sebagai solusi kebersihan Bali, kini memunculkan masalah baru. Proyek ini sebelumnya diinisiasi LBP dengan tujuan menjadikan kawasan Kura-Kura Bali bebas dari persoalan sampah. Namun, hingga kini pembangunan fasilitas pengolahan sampah tersebut mangkrak dan ditolak oleh masyarakat. Warga menilai proyek yang semula dijanjikan akan memberikan kebersihan dan kedamaian itu justru berpotensi mencemari lingkungan.
Akibatnya, sampah dari kawasan Bali Turtle Island Development (BTID) yang menaungi Kura-Kura Bali kini dialihkan ke sejumlah desa lain di Denpasar, memicu protes warga yang merasa desanya dikorbankan untuk kepentingan kawasan pariwisata elite.
Pemadaman listrik yang terjadi pekan ini memperparah kekhawatiran masyarakat Bali. Selain merugikan sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi, blackout juga memunculkan pertanyaan besar terkait arah pembangunan infrastruktur energi dan lingkungan di Bali.
Sejumlah aktivis lingkungan dan tokoh masyarakat mendesak agar proyek-proyek strategis yang menyangkut hajat hidup rakyat Bali tidak lagi diputuskan secara sepihak tanpa melibatkan masyarakat lokal. Mereka juga meminta evaluasi menyeluruh terhadap proyek LNG dan pengolahan sampah yang selama ini dinilai lebih mengutamakan kepentingan investasi daripada keberlanjutan lingkungan dan kenyamanan warga. 5412/jmg