BANGLI, Breaking-news.co.id | Upacara demi upara di Pura Warga Kayuselem Gwasong, Songan, Kintamani, Bangli berjalan dengan Hidmat dan khusuk.
Ribuan warga Kayuselem se- Bali, bahkan dari luar Bali memedek dan sekaligus ikut dalam pelaksanaan upacara. Mereka dengan sponitasnya ngayah tanpa memilih- milih pekerjaan, sehingga upacara menjadi lancar, tanpa ada kendala yang berarti.
Meski sempat hujan sesaat dalam pelaksanaan ritual, tidak memudarkan semangat dan ketulusan semeton ngaturang ayah. Warga dari luar Bali mengaku sangat bangga dengan kekompakan dan kebersamaan semeton Kayuselem Gwasong. Mereka pula mengaku terkejut dengan kemegahan pura sungsungannya serta mampu melaksanakan karya agung. Jro Rama, warga Kayuselem yang tinggal di Lampung, Sumatera mengaku amat senang dapat memedek dan bertemu melepas kerinduannya dengan semeton (saat itu dia ngayah memilah tanah dan nyakup karang) sambil bergurau bebas hingga larut malam).
Warga Kayuselem dari Tabanan saat beristirahat sejenak juga mengaku heran dengan kemegahan pura, dia yakin itu karena dilatarbelakangi semangat dan kebersamaan warga.
Bila warga tidak kompak dengan rasa kebersamaan ungkap dia mustahil pembangunan secara fisik dan upacara dapat berjalan. Dia juga mengacungi jempol semangat semeton Kayuselem mapunia( mapunia dalam berbagai bentuk).
Hanya saja menurutnya dari sisi pembangunan fisik masih kurang WC dan kamar mandi. Antri panjang di kamar mandi menjadi persoalan serius karena membludaknya warga yang memedek.
Jro Rama dkk mengaku senang, urusan air bersih ternyata berkecukupan. Meski sebagai kawasan yang identik dengan kesulitan air bersih, ternyata di pura, di ketinggian Dusun Kayuselem itu kebutuhan air tercukupi, itu dilihat dari kecoran air di kamar mandi yang sangat deras.
Selebihnya Jro Rama dkk mengkhawatirkan kelancaran lalulintas saat mendekati puncak karya, melihat dari kondisi jalan menuju pura, sempit, medan menyulitkan, dan curam.
Untuk diketahui, pada Wraspati Kliwon Ukir ( 27/2) dilaksanakan upacara Tawur Balik Sumpah Agung, Lebur Sangsa Bawa Gempang, dipuput Ida Pedanda Swabawa Adnyana Karang, dari Gerya Karang Budha Keling. Hari itu juga dilaksanakan upacara Padususan Agung dan Ngantuk ke Segara Gianyar, Karangasem dipuput. Esoknya Sukra Umanis Ukir( 28/2) dilaksanakan upara Manila Pati, Pegat Sot, Anta Sapa Agung, nawur utang kewaluan untuk menebus kaul atau sesangi baik sesangi diri sendiri maupun sesangi leluhur saat masih hidup. Selain itu juga untuk menetralisir kutukan- kutukan di masa lalu sebagaimana diungkapkan Ketua Panitia Karya, I Wayan Sukarya, saat perencanaan karya tempo lalu. ( sum)