Jro Mangku Sugiarta dan Tugas Sucinya

Foto: Jro Mangku Ketut Sugiarta

BANGLI, Breaking-news.co.id | Mengemban misi suci, sebagai rokhaniawan rada gampang- gampang susah. Mesti bermodal spirit ngayah dan ikhlas dengan pikiran hening dan suci. Pun harus dengan kemampuan mulat sarira (pengendalian diri dan hawa nafsu). Karena sosok pemangku juga dituntut ketauladannya.

Jro Mangku Ketut Sugiarta, laki-laki kelahiran Desa Songan, Kintamani Bangli, 15/8- 1980 rupanya sudah sangat siap memangku tugas kerokhaniawanannya. Buktinya suami Jro Mangku Putu Tresti Trisnawati ini telah membekali dirinya dengan pendidikan bidang Agama Hindu di IHDN Denpasar (lulus tahun 2005 dengan S1).

Jro Mangku Ketut Sugiarta malah mengemban tugas kepemangkuannya di Desa, Adat Songan dan juga di Pura Kawitan Warga Kayuselem Gwasong, Songan, Kintamani.

Tidak patut lagi diragukan semangat ngayah demi umat dan sebagai abdi Tuhan. Buktinya tugas itu telah dia lakoni cukup lama, sejak tahun 2005 di Pura Warga Kayuselem dan tahun 2007 ngayah sebagai pemangku di Desa Adat Songan. Malah dia tetap menikmati tugasnya tersebut.

” Sejak tahun 2005 tiang menjadi pemangku di Pura Kawitan Kayuselem kemudian tahun 2007 diminta oleh desa adat Songan untuk jadi pemangku, menggantikan pemangku yang sudah menjadi sulinggih, saya melanjutkan. Jadi tiang ngiring di dua pura”, ujar Sugiarta yang juga guru Agama Hindu di SMPN. 4 Kintamani ini.

Berkaitan Karya Agung di Pura Kawitan Warga Kayuselem Gwasong, Songan, Kintamani maka bisa dibayangkan betapa sibuknya ayah dari I Gede Jagadhita Prananda, Ni Made Gayatri Utama Prananda dan I Komang Pebi Trista Prananda ini dengan tugas kepemangkuannya tat kala ada banyak upacara yang mesti dipuput.

Dia mengaku sangat senang dapat mengabdi demi umat. Hanya saja dengan tugasnya sebagai abdi negara( sebagai guru) dia jujur mengakui belum bisa melaksanakan tugas dengan maksimal. Dirinya mengaku merasa tidak enak tidak dapat ngayah dengan optimal. ” Tyang tidak bisa ngayah secara maksimal karena ada tugas negara. Kalau ada penangkilan ke Pura pemangku lain yang melayani, sehingga ada rasa tidak enak karena kewajiban sebagai seorang pelayan umat tidak maksimal”, ungkapnya jujur ditemui di sela-sela sela ngayah di Pura Kawitan Warga Kayuselem (Jumat, 14/3).

Namun hal itu sebagai konsekwensi logis dari rangkap jabatan. Tidak patut disalahkan.

Dirinya kini sibuk ngayah untuk umatnya sampai larut malam, melawan hujan dan terik matahari sebagaimana dilakoni pemangku, dan sulinggih pada umumnya.

Meski sibuk, namun Jro Mangku yang berpenampilan energik ini mengungkapkan rasa bangganya karena di Pura Kawitan Warga Kayuselem berhasil menggelar Karya Agung( Karya Mamungkah Ngenteg Linggih, Padudusan Agung, Tawur Agung Balik Sumpah, Lebur Sangsa Menawa Gempang, dan Anta Sapa Agung. Meski bukan menjadi panitia karya, lantaran begitu padatnya prosesi ritual, tentu dirinya sangat sibuk dalam pelaksanaan ritual tersebut.

Itulah dia Jro Mangku Ketut Sugiarta, yang menjadi pemangku di desa adat dan di pura kawitan dan juga sebagai guru. Tetap happy dan enjoy. (sum)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *