Jatiluwih Kembali Ukir Prestasi Dunia, Masuk Top 100 Green Destinations 2025

FOTO : Kepala Pengelola Daya Tarik Wisata (DTW) Desa Jatiluwih, John Ketut Purna Menerima Penghargaan Prestasi Dunia, Masuk Top 100 Green Destinations 2025 Di Montpellier, Prancis (30/9).

PRANCIS, Breaking-news.co.id | Desa Jatiluwih, Kabupaten Tabanan, Bali, kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Dalam ajang Green Destinations Top 100 Stories 2025 yang digelar di Montpellier, Prancis, Jatiluwih diumumkan sebagai salah satu destinasi berkelanjutan terbaik dunia. Tahun ini, Jatiluwih menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang berhasil meraih penghargaan bergengsi tersebut.

Dari lebih dari 600 destinasi asal 60 negara yang mengikuti seleksi, Jatiluwih lolos dengan kisah inspiratif berjudul “Green Miracle in a Cultural Heritage Living Museum.” Cerita ini mengangkat bagaimana warisan Subak—sistem irigasi tradisional Bali yang diakui UNESCO—mampu hidup berdampingan dengan pariwisata modern tanpa kehilangan jati dirinya.

Seleksi Green Destinations dikenal sangat ketat. Penilaian dilakukan berdasarkan standar internasional yang meliputi keberlanjutan lingkungan, kesejahteraan masyarakat, pelestarian budaya, serta tata kelola destinasi. Setiap peserta dituntut tidak hanya menceritakan program, tetapi juga membuktikan dampak nyata di lapangan.

“Penghargaan ini milik seluruh masyarakat Jatiluwih. Kami menjaga tradisi bukan untuk dikenang, tetapi untuk dijalani bersama generasi mendatang,” ujar John Ketut Purna, Kepala Pengelola Daya Tarik Wisata (DTW) Desa Jatiluwih, di sela penerimaan penghargaan, Montpellier, Prancis (30/9/2025).

Bagi masyarakat Jatiluwih, penghargaan ini bukan sekadar piagam, melainkan pengakuan dunia atas kerja keras petani, pemuda desa, dan seluruh warga yang menjaga Subak tetap hidup. Sawah yang mereka garap tidak hanya menjadi sumber pangan, tetapi juga simbol doa dan budaya yang diwariskan turun-temurun.

 

Prestasi ini sekaligus melengkapi deretan pengakuan internasional Jatiluwih. Tahun lalu, desa ini dinobatkan sebagai Best Tourism Village in the World oleh UN Tourism (2024). Kini, Jatiluwih kembali membuktikan diri sebagai mercusuar global pariwisata berkelanjutan—bahwa kesejahteraan bisa berjalan beriringan dengan pelestarian budaya dan alam.

 

Ke depan, Jatiluwih berkomitmen untuk menjaga desanya sebagai destinasi wisata regeneratif. Artinya, setiap langkah pengelolaan pariwisata tidak hanya mempertahankan tradisi, budaya, dan alam, tetapi juga memulihkan ekosistem, memperkuat identitas budaya, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

 

Dengan prinsip ini, setiap wisatawan yang berkunjung ke Jatiluwih diharapkan tidak sekadar menjadi penonton, tetapi juga terhubung dengan kearifan lokal, belajar dari harmoni hidup masyarakat, dan membawa pulang inspirasi tentang bagaimana hidup selaras dengan alam, budaya, dan manusia. (kyn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *