Jakarta, breaking-news – Made Muliawan Arya, yang akrab disapa De Gajah, dikabarkan akan dicopot dari jabatannya sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Bali. Pencopotan ini dipicu oleh kekalahan telak pasangan De Gajah dan Putu Agus Suradnyana dalam Pemilihan Gubernur Bali (Pilgub) 2024. Pasangan yang diusung Partai Gerindra tersebut hanya meraih sekitar 39 persen suara, sementara pasangan incumbent I Wayan Koster dan Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Giri) meraih kemenangan telak dengan lebih dari 61 persen suara. Kekalahan ini semakin memperburuk posisi De Gajah di partai, dan mengarah pada evaluasi internal dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra.
Kekalahan tersebut mengundang perhatian banyak pihak, termasuk DPP Partai Gerindra, yang mulai mempertimbangkan perombakan kepemimpinan di tingkat provinsi. Sumber internal DPP Partai Gerindra mengungkapkan bahwa partai tengah mencari sosok pengganti yang lebih potensial untuk memimpin DPD Partai Gerindra Bali, guna memperbaiki citra dan kinerja partai di provinsi yang penting ini. Sumber tersebut menyatakan, “DPP melihat adanya kebutuhan untuk perubahan kepemimpinan agar dapat memperkuat posisi Partai Gerindra di Bali. Salah satu alternatif yang tengah dipertimbangkan adalah kader-kader baru yang lebih potensial, yang bisa meningkatkan elektabilitas partai pada Pemilu mendatang.”
Selain itu, DPD Partai Gerindra Bali juga tengah mencatat nama-nama kader yang sukses meraih kursi legislatif pada Pemilu 2024, sebagai bagian dari langkah strategis untuk mengganti kepemimpinan. Salah satu nama yang mulai mencuri perhatian adalah I Dewa Gde Agung Widiarsana, yang berhasil meraih kursi di DPR RI. Sejumlah kabar yang beredar di internal partai mengindikasikan bahwa Widiarsana berpotensi menggantikan De Gajah sebagai Ketua DPD Gerindra Bali. Keberhasilan Widiarsana mendapatkan kursi di Senayan dianggap menjadi pertimbangan utama dalam memilihnya sebagai pemimpin partai di Bali ke depan.
Gerindra Bali, meskipun mengalami kekalahan di Pilgub, berhasil memperoleh perolehan signifikan dalam Pemilu 2024, terutama di tingkat legislatif. Selain satu kursi di DPR RI yang berhasil direbut, partai ini juga memperoleh kursi di DPRD Provinsi Bali dan beberapa DPRD Kabupaten/Kota. Namun, DPP Gerindra diyakini ingin memastikan bahwa DPD Bali dapat lebih maksimal dalam mengelola suara dan mencapai kemenangan pada pemilu yang akan datang.
Kekalahan di Pilgub Bali juga memunculkan kekhawatiran adanya ketidakpuasan di kalangan kader dan pengurus partai di tingkat daerah. Berbagai pihak mulai menyerukan pentingnya perubahan untuk menjaga kekuatan Gerindra di Bali, yang merupakan salah satu provinsi strategis. Dengan meningkatnya dinamika internal partai dan terpilihnya beberapa kader potensial, seperti Widiarsana, banyak yang menduga perubahan kepemimpinan di Bali sudah menjadi hal yang tak terhindarkan.
Sumber dari DPP Gerindra menjelaskan bahwa perombakan ini bukan hanya terkait dengan kekalahan Pilgub Bali, tetapi juga untuk menyiapkan partai menghadapi Pemilu 2029 dan memperkuat basis suara di Bali. “Gerindra Bali harus lebih kuat dan lebih solid untuk memenangkan Pemilu ke depan. Kami membutuhkan pemimpin yang mampu menarik perhatian masyarakat Bali dan bisa mengelola kekuatan partai dengan lebih baik,” ujar sumber tersebut.
Bagi De Gajah, pencopotan dari posisi ketua DPD ini menjadi sorotan besar, karena dia telah memimpin Gerindra Bali dalam beberapa periode terakhir. Meski demikian, De Gajah belum memberikan komentar resmi terkait isu perombakan ini. Jika memang benar bahwa I Dewa Gde Agung Widiarsana yang bakal menggantikan De Gajah, ini akan menjadi langkah besar bagi Partai Gerindra di Bali, mengingat latar belakang Widiarsana yang dianggap dapat membawa angin segar dan mampu menambah daya tarik partai di mata pemilih.
Dengan semakin dekatnya Pemilu 2029, Gerindra tampaknya semakin berfokus pada konsolidasi internal dan penguatan struktur partai, tidak hanya di Bali, tetapi juga di seluruh Indonesia. Apakah De Gajah akan tetap memimpin Gerindra Bali atau posisinya akan digantikan oleh wajah baru seperti Widiarsana, masih menunggu keputusan resmi dari DPP Partai Gerindra. tum/rar