KLUNGKUNG, JARRAK POS – Aktivis Lingkungan Lanang Sudira memantau sungai di bawah Jembatan Tukad Unda jalur Jalan Bay Ida Bagus Mantra yang keadaannya semakin memprihatinkan.
“Sungai Tukad Unda mengalami pendangkalan akibat material lahar dingin erupsi Gunung Agung,” kata Lanang Sudira di Klungkung, Minggu (25/2/2018).
Ia yang juga Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Kajian Masalah Sosial (LKMS) Bali mengatakan, Pemerintah Kabupaten Klungkung tampaknya belum melakukan normalisasi, meskipun sungai sudah mengalami pendangkalan sekitar tiga meter.
Mengingat sungai tersebut sebagai jalur utama lahar Gunung Agung dan aliran banjir semakin meningkat akibat kondisi gunung api belum normal perlu mendapat perhatian.
Ia menyayangkan kinerja pemerintah setempat masih lamban, karena kondisi itu dapat mengancam jembatan Tukad Unda jika terjadi banjir besar.
“Jembatan bisa saja jebol, apabila tekanan air dengan material yang besar, karena tidak nampak langkah normalisasi,” ujarnya.
Namun, pengamatan Wartawan JARRAK POS dan BBBTimes dilapangan justru masyarakat mengais rejeki mengumpulkan pasir dan batu kali di sana.
Masyarakat mengumpulkan pasir dengan cara manual (tanpa menggunakan alat berat). Bahkan pasir tanpa dipilah langsung dinaikan ke truk.
Pada kesempatan itu, Sudira juga menyayangkan lemahnya pengawasan dari pemerintah, meskipun ada larangan pembangunan pemukiman di sepadan sungai.
Namun pada prakteknya tidak ada penindakan terhadap pemilik bangunan yang ada dalam sepadan sungai tersebut.
Padahal Direktorat Jendral Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Bali-Penida sudah memasang larangan terhadap aktivitas yang tidak diperbolehkan.
“Saya melihat langsung sisa-sisa bangunan di tengah sepadan sungai, bangunan itu rusak akibat diterjang banjir lahar dingin,” ujarnya.
Sayangnya Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta belum bisa dikonfirmasi. Ketika dihubungi HP bernada tidak aktif sampai berita ini diturunkan. aya/ama