BI Dukung Bali Dijadikan Icon Desa Wisata Cokelat

Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPw BI Bali Azka Subhan A

JOGYAKARTA, JARRAK POS – Bank Indonesia (BI) mendukung Bali dijadikan ikon Desa Wisata Cokelat. Cita-cita tersebut tidak muluk-muluk karena cokelat Bali khususnya dari Melaya, Jembrana memiliki kualitas biji cokelat berskala ekspor. Menurut Kepala Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPw BI Bali Azka Subhan A disela-sela Lokakarya Kehumasan dan Kebanksentralan BI Kantor Perwakilan Provinsi Bali di Yogyakarta, Sabtu (10/2/2018) mengatakan, cokelat Jembrana menjanjikan karena dibandingkan Sulawesi atau produsen utama cokelat Indonesia, cokelat asal Bali ini memiliki kualitas yang terbaik.

Terbukti bisa selama ini biji cokelat asal Jembrana mampu ekspor ketiga negara karena dari sisi kualitas bisa memenuhi dari organik hingga memenuhi kriteria biji yang sedikit kandungan zat kimia.
“Peluang ekspor cokelat Jembrana mengarah ke Jepang, Prancis, Belanda. Ini membuktikan cokelat Bali bisa masuk Eropa,” katanya.

Namun sayangnya cokelat Bali baru sebatas biji yang terpermentasi, belum terbentuk bubuk maupun olahan aneka produk mulai cokelat batangan maupun minuman. Untuk itu, harapannya jika kualitas biji cokelat dari hulu ini diperbaiki dan berkembang menjadi pabrik pengolahan yang bisa mengolah biji menjadi powder hingga menjadi aneka produk maka cokelat akan bernilai tinggi lagi.

“Salah satunya yang ada di Grya Cokelat Nglanggeran, Patuk, Gunung Kidul Yogyakarta di mana kini menjadi desa wisata cokelat karena mampu mengolah biji menjadi bubuk dan akhirnya aneka produk olahan yang disukai pasar domestik,” ujarnya seraya melihat peluang usaha dan kualitas biji cokelat yang ada di Bali seperti Jembrana dan Tabanan, BI Bali bercita-cita Pulau Dewata memiliki Desa Wisata Cokelat.

Terkait hal tersebut BI optimis Bali bisa membangun Desa Wisata Cokelat secara perlahan-lahan sama halnya seperti kopi di Kintamani binaan BI selama ini , walaupun sudah keluar dari binaan karena telah tiga tahun namun mampu membangun agrowisata kopi. “Karena itu BI harapkan suatu saat cokelat bisa seperti itu ada pengembangan potensi ekonomi baru berupa desa wisata cokelat,” harapkan.

Sementara itu Manajer Grya Cokelat Nglanggeran Sugeng Handoko mengatakan, pihaknya menawarkan wisata cokelat skala rumah tangga kerja sama LIPI dan BI Yogyakarta. Peran BI Yogyakarta sangat besar dengan mendukung pelatihan, alat, manajemen termasuk memasarkan lewat pameran.
“Hasilnya dari binaan BI, produk menjadi lebih variatif yaitu minuman lima varian cokelat batangan dan camilan kue,” paparnya. tra/ama

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *