Relokasi Pengungsi Gunung Merapi Patut Ditiru di Gunung Agung

Warga terdampak erupsi Gunung Agung tetap mengungsi di daerah yang lebih aman. (Ist)

KARANGASEM, JARRAK POS – Warga terdampak erupsi Gunung Merapi Sleman, Yogyakarta telah berhasil direlokasi ke tempat yang lebih aman usai meletus tahun 2010. Mereka diberikan fasilitas baru, tanpa mengambil lahan yang dimiliki semula. Pemerintah setempat hanya meminta agar tidak melakukan aktivitas dalam radius rawan bencana dalam waktu 24 jam. Untuk itu, tanah warga tetap bersertifikat atas nama pemiliknya, namun mereka tinggal di tempat relokasi.

Upaya itu sebagai bentuk antisipasi adanya korban apabila Gunung Merapi kembali meletus. “Berkaca dari penanganan Gunung Merapi dan Sinabung, seharusnya Pemerintah Kabupaten Karangasem memiliki gambaran dalam menuntaskan polemik warga terdampak Gunung Agung,” kata Ketua Relawan Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Agung Bali Gede Pawana di Karangasem, Senin (12/2/2018).

Menurutnya, warga lebih relevan dilakukan relokasi ketimbang transmigrasi. Oleh karena masyarakat Bali yang memiliki kultur agar tetap menjaga daerahnya dengan baik. Oleh karena warga Bali memiliki tanggungjawab “niskala” yang harus dijaga kelestariannya. Menurutnya, transmigrasi bukan solusi dan langkah yang kurang tepat untuk dilakukan saat ini. “Kami mengkhawatirkan akan adanya pro kontra yang tidak menuntaskan pokok permasalahan,” ujarnya.

Warga terdampak perlu mendapatkan kepastian dan ketegasan, upaya itu agar tidak timbul masalah-masalah baru. Selain itu, adanya relokasi dipandang lebih tepat untuk dilakukan dengan cara memberdayakan tanah pemerintah yang masih kosong dibandingkan tidak urus dan terlantar. “Warga terdampak juga diperhatikan serius sert vdiberdayakan agar perlahan kembali pulih,” ujarnya.

Secara terpisah Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lembaga Kajian Masalah Sosial (LKMS) Bali Lanang Sudira menambahkan, Pemerintah Daerah Kabupaten Karangasem agar bertanggung terhadap warganya untuk memperoleh penghidupan yang layak. Hal itu diakibatkan sebagian besar warga yang terdampak erupsi Gunung Agung sudah kehilangan modal baik yang mengandalkan peternakan maupun pertanian.

Mereka terpaksa menjual murah hewan ternaknya ketika diinstruksikan mengungsi pada bulan September 2017. Untuk itu, warga seharusnnya selalu mendapatkan perhatian khusus agar segera bisa pulih. Setelah penurunan status Gunung Agung menjadi Siaga, diharapkan mereka mulai dipulangkan tetap dibantu logistiknya dalam beberapa bulan kedepan.

Upaya itu agar dijadikan modal dalam dalam memulai menumbuhkan kembali perekonomian. Termasuk infrastruktur jalan raya atau dibangunnya jembatan yang sudah putus agar segera dibenahi untuk memudahkan melakukan evakuasi warga apabila sewaktu-waktu yang mengharuskan menjahui Gunung Agung. aya/ama

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *