BANGLI, Breaking-news.co.id | Setelah cukup lama kasus Desa Adat, Selat, Susut bergulir, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah( Forkompinda) Bangli ambil peran mengetengahi kasus tersebut.
Forkompinda Bangli, Senin (7/7) menghadirkan ketiga Kelihan Banjar Adat( Banjar Selat Tengah, Kaja Kauh dan Selat Peken) plus 2 tokoh dari masing- masing banjar, di Kantor Bupati Bangli. Rapat yang dipimpin Wakil Bupati Bangli, I Wayan Diar berlangsung alot karena beda pandangan.
Bendesa Adat terpilih, I Nengah Meres ( pengganti Ketut Pradnya) yang kini tinggal menunggu pelantikan (10/7) dipending pelantikannya, alias dinol kan.
Forkompinda menawarkan dua opsi alasan menjaga kondusifitas wilayah. Alternatif Pertama melanjutkan Bendesa Adat terpilih, I Nengah Meres. Alternatif Kedua menunjuk Kelihan Adat Selat Tengah yakni Wayan Ratnata ditunjuk oleh ketiga prajuru banjar adat sebagai bendesa yang akan melaui paruman ketiga banjar adat nantinya sesuai mekanisme. Setelah ditawarkan dua alternatif tersebut, ketiga prajuru banjar adat sepakati alternatif kedua,yaitu kepemimpinan dilanjutkan sementara oleh Wayan Ratnata. Namun sesuai kesepakatan Ratnata hanya sebagai bendesa sementara dengan tugas utama merevisi awig- awig Desa Adat Selat sampai melahirkan Bendesa Adat Selat definitif.
Tugas bendesa adat yang bersifat sementara itu sesuai kesepakatan tertulis bahwa dalam rentang enam bulan merevisi awig- awig. Kemudian dalam satu bulan harus sudah melakukan sosialisasi awig- awig hasil revisi. Dua bulan berikutnya perencanaan pemilihan bendesa adat definitif sesuai mekanisme yang berlaku.
Poin yang tak kalah pentingnya dari kesepakatan tersebut bahwa bilamana Bendesa sementara tidak mampu melaksanakan tugas tersebut akan dilakukan pergantian melalui paruman desa adat dan akan disampaikan ke Majelis Desa Adat Provinsi Bali melalui MDA Kecamatan dan Kabupaten.
Wakil Bupati Bangli, I Wayan Diar ketika dikonfirmasi soal hasil rapat tersebut, enggan untuk memberi komentar. Wakil Bupati meminta wartawan untuk meminta penjelasan dari Sekda Bangli, Dewa Agung Riana Putra. Pasalnya Wakil Bupati hanya sebentar saja dapat memimpin rapat tersebut. ” Maaf pak kemarin saya sebentar bisa ikut selanjutnya dipimpin Pak Sekda” jelas Wakil Bupati Bangli asal Desa Belantih, Kintamani ini.
Sedangkan Sekda Bangli yang baru, Dewa Agung Bagus Riana Putra ketika dimintai komentar tentang hasil rapat via WhatsApp dia menjawab singkat sekali.
” Pak Wakil yang memimpin”, ujarnya singkat, mantan Kepala BKPAD Bangli asal Desa Kayubihi, Bangli ini.
Rupanya kasus ini mulai mengerucut. Karena Kubu Nengah Mula yang gencar untuk memperjuangkan perubahan awig dengan harapan semua KK di desa adat memiliki hak pilih dan dipilih sebagai Bendesa sesuai dikemukakan saat mengadu ke DPRD Bangli sudah terakomodir. Bagi mereka siapapun bendesa terpilih nantinya tidak masalah. (sum)