Cuaca Ekstrim, Petani Kopi di Pupuan Makin Merana

I Wayan Dira, salah satu petani sekaligus pengusaha kopi menunjukan hasil panen kopinya di Banjar Margasari.


TABANAN, JARRAK POS – Ditengah cuaca ekstrim yang terjadi belakangan ini, para petani kopi di Kecamatan Pupuan berharap dapat mendapatkan hasil panen yang maksimal pada bulan Juli mendatang. Setidaknya mereka ingin mendapatkan hasil yang lebih baik dibanding hasil panen yang didapatkan pada tahun 2017 lalu. Seperti halnya yang disampaikan oleh I Wayan Dira, salah satu petani sekaligus pengusaha kopi di Banjar Margasari, Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Tabanan makin merana.

Ia mengatakan jika sejauh ini kondisi tanaman kopi di wilayahnya yang sudah mulai berbuah cukup baik jika dibandingkan kondisi pada tahun 2017 lalu yang bisa dikatakan sangat buruk. “Sehingga sampai nanti panen pada bulan Juli kami berharap hasilnya akan bagus,” ujarnya, Selasa (30/1/2018).

Dengan hasil yang cukup bagus, Dira berharap dapat meraih hasil panen hingga 70 persen, sedangkan pada tahun 2017 lalu panen yang bisa diraih petani hanya 20 persen karena hujan berkepanjangan. “Mudah-mudahan sekarang ini panen bisa mencapai 70 persen, karena cuaca ekstrim seperti saat ini tanaman buah seperti manggis itu tidak bisa tumbuh dengan baik, jadi petani benar-benar bergantung pada kopi,” paparnya.

Sejatinya, kondisi cuaca saat ini menurutnya hampir sama dengan kondisi cuaca pada tahun 2017 lalu, namun ia berharap hasil panen dapat lebih baik. Lantaran stok kopi saat ini sudah habis terjual karena hasil panen pada tahun 2017 yang sedikit, sedangkan permintaan terhadap kopi robusta asli Pupuan ini cukup tinggi.Apalagi kopi robusta Pupuan pada bulan November 2017 lalu telah meraih Sertifikat Indikasi Geografis (IG) yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan HAM RI.

Dimana dengan diraihnya Sertifikat IG tersebut maka Kopi Robusta Pupuan yang rawan akan pemalsuan akan tetap terlindungan keberadaannya. “Prosesnya ini cukup panjang, termasuk pemerintah membentuk kelembagaan bersama petani yang diberi nama Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Kopi Robusta Pupuan (MPIG KRP),” tandasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan I Nyoman Budana menjelaskan bahwakopi robusta yang umumnya ada di Kecamatan Pupuan memiliki prospek yang sangat baik sehingga harus dilindungi keberadaannya. Maka dari itu pihaknya terusberupaya meningkatkan produktifitas. “Upaya itu kita lakukan dengan melakukan perbaikan varietas tanaman kopi yang digunakan, pemeliharaan tanaman, pemupukan hingga pengendalian organism pengganggu tumbuhan,” ungkapnya.

Pihaknya juga berupaya meningkatkan produktifitas diantaranya melalui perbaikanvarietas tanaman kopi yang digunakan, pemeliharaan tanaman, hingga pemupukan dan pengendalian organism pengganggu tumbuhan. Disamping itu pemerintah jugamembantu penyediaan sarana pengolahan kopi, pelatihan untuk para petani, bimbingan melalui petugas lapang serta penyediaan benih. “Pengelolaan tanaman kopi dilakukan dalam kelompok-kelompok petani yang disebut Subak Abian. Dimana saat ini ada 30 Subak Abian di 14 Desa di Kecamatan Pupuan dengan anggota hampir 6.800 petani,” pungkasnya. gga/ama

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *