Bawaslu Tabanan Teguhkan Barisan Demi Demokrasi: Suara Rakyat Tak Boleh Ternodai

Breaking-News.co.id-TABANAN | Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Tabanan melaksanakan kegiatan Fasilitasi Pembinaan dan Penguatan Kelembagaan di Homm Saranam, Baturiti, Tabanan, pada 22-23 Agustus 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan demokrasi tetap berjalan sesuai dengan koridor yang telah ditentukan dan tidak tergelincir dari relnya.

 

Peserta yang hadir dalam kegiatan ini antara lain Forkopinda, Ketua PWI Tabanan, Ketua Pewarta, akademisi, organisasi masyarakat, serta Sekretariat Bawaslu Tabanan. Dalam sambutannya, Ketua Bawaslu Kabupaten Tabanan, I Ketut Narta, menekankan pentingnya menjaga demokrasi agar tetap luber dan jurdil, serta tidak memberikan ruang bagi kecurangan.

 

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Anggota Bawaslu Provinsi Bali, I Wayan Wirka, S.H., M.H. Ia menekankan bahwa demokrasi bukanlah hadiah yang turun dari langit, melainkan hasil perjuangan panjang yang harus dikawal dengan serius. “Lima tahun sekali rakyat menitipkan suaranya. Dan kita, para pengawas, wajib memastikan suara itu tidak dikhianati,” tegasnya.

 

Dalam kesempatan yang sama, Anggota DKPP RI, Dr. I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, S.T., S.H., (tautan tidak tersedia), memaparkan refleksi Pemilu 2024. Ia mengakui bahwa Bali aman dari laporan kode etik, namun memperingatkan adanya bahaya laten yang bisa mencederai demokrasi, seperti praktik politik uang, masalah rekrutmen badan adhoc, hingga potensi kecurangan teknis pemungutan suara. “Sekali saja kita lengah, integritas pemilu bisa runtuh. Jangan beri ruang bagi pelanggaran sekecil apa pun,” ujarnya dengan nada tegas.

 

Sementara itu, Anggota Komisi II DPR RI, Arif Wibowo, S.H., M.H., mengingatkan bahwa pencegahan adalah benteng utama dalam menjaga demokrasi. “Koordinasi dan pengawasan harus lebih ketat. Jangan tunggu masalah datang, kita harus bergerak sebelum semuanya terlambat,” ucapnya.

 

La Ode Khairul A.R., T.A. DPR RI, menekankan pentingnya edukasi pemilih dan stakeholder yang tidak boleh berhenti meski pemilu usai. “Bawaslu harus menjadi tembok terakhir yang menjaga keadilan pemilu. Kolaborasi dan kesadaran semua pihak mutlak dibutuhkan,” tegasnya.

 

Dua hari pembinaan ini menjadi momentum penting bagi Bawaslu Tabanan untuk memperkuat kelembagaan dan membangun tekad bulat dalam menjaga demokrasi. Dengan demikian, suara rakyat dapat selalu menjadi yang tertinggi dan tidak ada ruang bagi kecurangan.” Tutupnya. ( kyn )

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *