BANGLI, Breaking-news.co.id | Upacara Maligia masal di Kedatuan Alang Sanja, Bebalang, Bangli banjir pujian. Umat merasa senang karena pelaksanannya lancar, meriah, irit dengan balut kebersamaan dan sesuai tatanan.
Puncak Maligia Punggel telah berlalu(Purnama Sasih Karo, 8/8-2025).Besok, Buda Wage Wuku Wayang, 13/8 dilangsungkan upacara Nyegara Gunung, di Pantai Goa Lawah, Klungkung.
Selanjutnya Nangkil ring Pura Dalem Puri dan Nangkil ring Pura Besakih, Karangasem. Semua prosesi tersebut bakal dipuput Ida Ratu Pedanda Istri Kaler Kangin Siladan.
Seusai Nangkil di Pura Penataran Agung Besakih lanjut nyujur Pura Pedarman, lantas Sang Pitara budal ke soang-soang.
Hutang yang disebut Tri Rna bagi umat Hindu yang mesti dilunasi kini terbayar. Umat yang ikut Maligia masal (80 keluarga) dari berbagai wilayah di Bali kini rupanya merasa plong karena upacara berjalan khidmat dan hening, dengan kebersamaan dan kekompakan.

Pelaksanaan Maligia masal mendapat pujian dari umat. Seperti diungkapkan AA Ketut Gede dari Puri Bangli. Dia mengucapkan terimakasih kasih banyak kepada Ida Ratu Shri Begawan Putra Natha Bangli Anom Pemayun yang bertindak selalu Yajamana karya dan Ketua Yayasan Krematorium Sagraha Madrakantha Santhi Kedatuan Alang Sanja, Bebalang, Nyoman Karsana, SE. Agung Ketut Gede mengacungi jempol atas pelaksanaan upacara tersebut. Karena pelaksanaannya sesuai dengan sastra agama dengan biaya ringan” Tityang matur suksma ring Ida, karyane memargi antar, gilik seguluk, biaya taler ringan”, ujarnya. Dirinya hanya ngaturang biaya Rp.10 juta, untuk dua orang keluarga yang diupacarai.
Apreasi atas pelaksanaan Maligia Punggel masal tersebut juga datang dari Dewa Sang Sente dari Lingkungan Tegalalang, Bangli. Selain irit pelaksanaannya tertata baik dan lancar. ” Tityang ngaturang pramasuksma ring Ida Ratu Shri Begawan ring Kedatuan Alang Sanja, karyan tityange sampun puput dengan biaya sangat kecil”, ujarnya di sela-sela pelaksanaan Maligia Punggel tersebut.
Umat lainnya juga bergumam saat melihat metatah masal. Bahwa dengan metatah masal melibatkan 80 orang namun pelaksanaannya cepat dan lancar, dia menilai manajemennya sangat bagus. ” Bayangkan yang metatah 80 orang, kalau ga bener ngatur waktu yakin molor”, sebut umat yang mengaku asal Gianyar.
Di mengacungkan jempolnya, alih- alih upacara tersebut yang dipuput 36 sulinggih, diiringi sekian barung gong, angklung, wayang, topeng,gambang, prembon namun umat kena biaya yang tidak banyak.
“Tityang ngaturang suksma ring sane dados Yajamana karya kan Pak Nyoman Karsana, sukma”,ungkapnya.(sum)