BANGLI, Breaking-news.co.id | I Ketut Antara, menilai Perda RTRW Bangli no. 1 tahun 2023 merupakan organ vital untuk dapat mengembangkan Kintamani di bidang kepariwisataan.
Sebagai kawasan yang lama menyandang status sebagai daerah penyangga, yang nota bena harus menyelamatkan hutan dan sekaligus menyelamatkan air, tentu membuat tidak enak badan, ketika terus hanya dituntut menyelamatkan hutan secara implisit dan ketika hutan rusak, Kintamani jadi kambing hitam. Sementara ketika membangun fasilitas kepariwisataan sebatas membangun restoran buru- buru mendapat sorotan.
Ketut Antara, pria kelahiran di Banjar Dalem, Songan B, Kintamani tahun 1990 ini mengatakan bahwa Perda tersebut sebagai dasar penyelenggaraan kepariwisataan di Bangli umunya dan Kintamani khususnya. ” Perda no 1 tahun 2023 tentang RTRW itu sebagai organ vital untuk kembangkan Kintamani khusunya dan Bangli umumnya”, tegas lulusan S2 Magister Hukum Universitas Mahendradatta yang juga tim advokasi Pemkab Bangli sejak tahun 2020 hingga sekarang ini.
Dosen Ilmu Hukum Institut Teknologi dan Pendidikan Markandeya Bali ini menjelaskan bahwa dengan payung hukum yang ada Kintamani dapat berkreasi dan berinovasi membangun wahana bidang kepariwisataan. Meski pembagian PHR Badung tetap diinginkan menyusui Bangli, namun mesti berkreasi di sektor yang memiliki multi player efek yakni pariwisata.
Dari situ secara langsung atau tidak langsung dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat dan dapat meningkatkan pendapatan asli daerah ( PAD). Karena itu menurutnya kehadiran Royal Cruise di Danau Batur akan memberi warna untuk pengembangan obyek wisata danau terluas di Bali ini, sehingga pesona kawasan di sana menjadi lebih terpromosikan.
Danau Batur yang memiliki cerita percintaan Raja Jaya Pangus dengan putri China, Kang Ching Wie bakal lebih membumi, lanjut dia tentunya ini bakal menstimulasi kunjungan dari China ke Kintamani. Royal Cruise, kapal yang keliling- keliling di Danau Batur yang mengundang pro-kontra belakangan ini, menurutnya tidak membuang limbahnya ke danau.” Saya sering numpang, tidak ada membuang limbahnya ke danau”, ujar Antara yang juga Jero Mangku ini. Dia mengatakan perlunya khalayak umum untuk berpikir jernih dan positif serta berpikir jauh ke depan ketika melihat sesuatu wahana- wahana bidang kepariwisataan yang muncul di Kintamani.
” Royal cruise dari posturnya memberi gambaran ada cerita Kang Ching Wie”, imbuhnya ketika ditanya pro kontra atas hadirnya kapal berukuran kl 20 meter itu di Danau Batur. (sum)