Breaking-news.co.id, Jembrana – Kondisi Pasar Umum Melaya pasca diterjang banjir bandang 2022 lalu kurang diperhatikan. Sejumlah bangunan di sisi Timur dekat dengan sungai banyak yang rusak. Selain itu banyak deretan kios yang kosong di bagian belakang pasar. Ketidakadilan atau tidak meratanya fungsi pasar juga dirasakan pedagang. Dimana tiap pagi, malah banyak pedagang bermobil dan motor menunggu di areal parkir atau pinggir jalan pasar dengan harga sama ke pedagang. Seolah menghadang pembeli masuk ke pasar.
Terkait dengan bangunan rusak, dua tahun pasca banjir, Pasar Tradisional yang sempat dikunjungi Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu itu belum tersentuh perbaikan. Seperti di bangunan los di sisi timur pojok, nampak amblas di bagian lantai. Selain itu, bangunan toilet umum juga tidak bisa digunakan dan terkesan ditelantarkan. Di bagian lain, bangunan tembok penyengker Pura di dalam pasar juga masih roboh.
Para pedagang yang ditemui akhir pekan lalu mengatakan saat banjir 2022 lalu, pasar banjir dampak air sungai meluap. Sejumlah los dan kios rusak, termasuk barang-barang pedagang terseret banjir. “Sampai sekarang belum ada perbaikan, terutama di sisi timur yang sangat terdampak banjir, banyak los dan kios yang kosong,” ujar salah seorang pedagang.
Saat ini, pedagang di pasar juga merasa tidak adil. Mereka yang punya lapak, baik los dan kios resah dengan menjamurnya pedagang bermobil maupun sepeda motor yang berjualan di areal parkir depan pasar.
Sri Kartini, salah seorang pedagang, mengharapkan adanya pemerataan di pasar depan dan belakang. Banyak kios di belakang yang kosong dan di antaranya rusak. Di sisi lain, di areal depan banyak pedagang emperan, selain itu juga ada yang membuka lapak di atas kendaraan di parkiran depan. Mereka berjualan setelah memasukkan barang ke dalam pasar untuk pedagang. Mirisnya, mereka menjual dengan harga sama dengan pedagang.
Para pedagang berharap mereka berjualan juga di dalam atau mencari tempat. Jangan seolah mencegat rejeki pedagang. Para pedagang pasar meski sepi, harus membayar retribusi, jaga malam, karcis hingga sampah. Sementara mereka tidak karena tak memiliki los atau kios. Terlebih juga mengganggu kelancaran lalu lintas.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Jembrana, I Komang Agus Adinata kepada wartawan mengatakan perbaikan bangunan rusak di Pasar Melaya sebenarnya telah diusulkan ke Dinas PUPRPKP. Termasuk detail usulan juga ada di Dinas yang membidangi.
Sedangkan terkait keluhan pedagang terkait pemerataan, pihaknya mengaku belum mengetahui ada hal tersebut. Ia berjanji akan mengecek langsung mengenai lapak diluar pasar tersebut.(RED/KSD/AD)