BANGLI, Breaking-news.co.id | Bencana alam di Kabupaten Bangli cukup mengkhawatirkan. Dalam setahun ( tahun 2024) terjadi 145 kasus. Membawa kerugian material Rp 9 miliar lebih. Peristiwa didominasi pohon tumbang yang diakibatkan angin kencang 84 kasus.
Disusul kasus kebakaran rumah pemukiman mencapai 29 kasus. Berikutnya bencana alam tanah longsor 21 kasus. Kebakaran hutan yang merupakan kasus klasik tetap mewarnai, kini terjadi 6 kali/ titik kebakaran hutan. Sisanya kasus rumah tersambar petir, kebakaran 1 kali rumah ibadah dan kasus terseret air bah yang menelan 1 orang korban jiwa. Tak terkecuali banjir juga masih mewarnai Bangli.
Kepala Pelaksana BPBD Damkar Bangli, Drs. Wayan Wardana kepada Breaking news, via ponselnya, Sabtu (4/1) mengatakan kalau di Bangli berkategori daerah rawan bencana alam.
Ketika ditanya mengapa Bangli juga diwarnai banjir, meski daerah banyak sungai dan pegunungan, hal itu lebih disebabkan oleh faktor perilaku masyarakat. Di saat kemarau mereka membuang sampah ke got, saat hujan got tersumbat jadi banjir. Bila dahulu kota Bangli dilanda banjir namun kini sudah tidak lagi, karena sistem drainase sudah lebih baik.
“Dulu Kota Bangli langganan banjir sekarang tidak sampai seperti dulu,” jelasnya.
Kepada masyarakat Wardana menghimbau untuk senantiasa mewaspadai bencana alam. Agar masyarakat tidak menjadi korban sia- sia. Diharapkan untuk tidak meninggalkan dapur saat tengah memasak. Dan mematikan dupa usai persembahan sesajen/ sembahyang.
“Jangan sampai meremehkan hal-hal kecil tapi berdampak serius dan mudah- mudahan masyarakat menyadari pentingnya mitigasi dan tidak buang sampah sembarangan,” tutupnya. (sum)