Jarrakposbogor, 02/03/2023
JAMBI – Kemacetan parah 22 jam yang terjadi di daerah Bathin XXIV hingga Tembesi Jambi Jum’at 24/02 yang diduga karena padatnya kendaraan pengangkut tambang yang melintas, akibat hal tersebut selain tersendatnya suply logistik, juga tidak tertolongnya pasien emergency yang dibawa ambulance dari RS LGM menuju menuju RS Raden Mataher Jambi.
Menurut Informasi yang di dapat dari supir ambulance RS LGM yang berinisial ZL, bahwa iringan ambulance tidak bisa bergerak mengejar waktu karena macetnya sangat parah dan kondisi pasien semakin memburuk kesadarannya, hingga dinyatakan tidak bisa tertolong ketika sampai di IGD salah satu RS terdekat yang bukan RS Rujukan.
“Kami terjebak macet yang sangat parah mulai daerah Bathin XXIV, kami panik karena kondisi pasien semakin menurun kesadarannya akhirnya kami cari layanan kesehatan terdekat dan pasien tidak tertolong” jelas ZL
Menanggapi kejadian tersebut, Asosiasi profesi pengemudi yaitu Rumah Berdaya Pengemudi Indonesia ( RBPI) menyoroti dan mengecam kejadian itu karena telah merugikan banyak pihak, diantaranya kendaraan emergency, kendaraan angkutan barang (logistik) juga para pengguna lainnya yang melintasi jalur tersebut.
Ditemui di sela sela rapat pengurus pusat RBPI di daerah kota tua jakarta, Ketua Umum RBPI Ika Salim menyampaikan pandangannya bahwa kejadian seperti ini sangat merugikan para pengguna lainnya khusunya pengemudi logistik karena kemacetan yang terlalu lama hingga 22 jam.
” kejadian semacam ini sangat merugikan banyak pihak. Selain ambulance yang butuh akses cepat, Kasian juga loh itu sopir banyak yang uang jalannya habis, bahan makanan habis , ga ada tukang jualan sepanjang jalan, belum BBM , malah ada juga truk yg terguling karena berhenti terlalu lama di posisi jalan yg miring akibat macet ber jam jam ” ujar ika Salim.
Dalam kesempatan yang sama, Sekjend RBPI Erwin.S berharap kejadian ini tidak terulang lagi dan menjadi perhatian khusus bagi pemerintah, agar selain distribusi logistik tidak terhambat juga akses ambulance yang membawa pasien emergency bisa tepat waktu.
“Saya berharap hal ini tidak terjadi lagi dan menjadi catatan khusus bagi Pemerintah khususnya Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR dan Polri” harap Erwin. (Wins)