Desa Wisata Jadi Trend Alternatif Wisata Kabupaten Bogor

Jarrakposbogor, 14/07/2022.

CIBINONG- Desa wisata saat ini menjadi trend alternatif wisata dengan mengusung konsep interaksi antara alam, budaya, dan masyarakat lokal. Kini desa wisata di Kabupaten Bogor terus berkembang semakin mandiri dan tangguh. Hal ini dijabarkan Ketua Umum  Asosiasi Desa Wisata Kabupaten Bogor Denni Amarullah saat berdialog di Radio Tegar Beriman (Teman) 95,3 FM, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bogor.

Bacaan Lainnya

Pemerintah Kabupaten Bogor terus berupaya untuk memajukan sektor pariwisata, salah satunya dengan memperbanyak desa wisata melalui  Program Karsa Bogor Maju. Pada  2019 ada 25 desa wisata, kemudian bertambah di tahun 2020 menjadi 35 desa, tahun 2021 menjadi 40 desa dan pada tahun 2022 ini menjadi 41 desa wisata.

“Pengembangan desa wisata terus dilakukan, di Kabupaten Bogor terbagi menjadi 6 wilayah, dari mulai selatan, yaitu Desa Tugu Selatan sampai ke Ciawi. Kemudian Ciawi sampai ke perbatasan Sukabumi. Di barat, yaitu dari Tamansari sampai Pamijahan. Selanjutnya dari Ciampea, Nanggung, sampai ke Sukajaya,” jelas Denni Amarullah.

Ia menambahkan, wilayah utara ada Desa Wisata Iwul dan Jampang, memang untuk di wilayah utara masih terbatas. Untuk wilayah timur ada Desa Wisata Pasir Mukti, Tarikolot, Linggar Mukti, dan Bojong Kulur. Jadi ada beberapa desa wisata yang memang saat ini sedang proses pengembangan yang sempat tertahan karena pandemi Covid 19.

Untuk diketahui, pemberdayaan desa wisata sudah diprogramkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor sejak tahun 2009. Tahun 2012 hingga hari ini, desa wisata di Kabupaten Bogor sudah mulai menjadi tren.

“Pengelolaan desa wisata di Kabupaten Bogor berjalan dinamis, terbentuk secara swadaya oleh masyarakat, kemudian didampingi dan diberikan pelatihan-pelatihan oleh Disbudpar Kabupaten Bogor,” ujar Denni.

Denni memaparkan, kami dibekali dengan pelatihan sejak 2009 oleh Disbudpar Kabupaten Bogor, dibekali tentang bagaimana konsep desa wisata, tata kelola destinasi, tata kelola sumber daya manusia di desa. Jadi kalau kita bandingkan dengan beberapa kabupaten banyak yang memang mendirikan desa wisata mesti ada hibah dahulu.

“Kalau di Kabupaten Bogor, membangun secara swadaya. Jadi masyarakat membangun desanya hingga seperti sekarang. Ketika mereka sudah membangun secara swadaya, mindset mereka terbangun akan menjaga desa wisata dengan sebaik-baiknya”, ungkap Denni.

Menurutnya, kebudayaan tetap harus dipertahankan di desa wisata, karena itu adalah roh dari desa wisata. Desa wisata harus terbuat dari budaya masing-masing, sehingga harus dikemas dengan baik dengan tidak merusak tatanan adat-adat yang ada.

Sebagai informasi, tanggal 8 sampai 9 Agustus 2022 mendatang, desa wisata di Kabupaten Bogor akan mengadakan jambore di Desa Wisata Purwabakti Kecamatan Pamijahan, dimana ada terasering selada, produk UMKM dan lain sebagainya.

“Saya berharap SKPD hadir, lihat kami ini di bawah, antara Bumdes dan desa wisata sudah berjalan, turut serta mewujudkan Pancakarsa, yakni Karsa Bogor Maju,” tandasnya.

Di penghujung dialog, Denni mengajak para wisatawan dan masyarakat untuk datang dan berwisata ke desa wisata di Kabupaten Bogor, karena akan banyak mendapat pengalaman yang istimewa.

“Mari datang ke desa wisata Kabupaten Bogor, kita akan mendapatkan sebuah sensasi wisata yang lain daripada yang lain, mutiara Kabupaten Bogor itu ada di dalam desa-desa di Kabupaten Bogor. Hadir, datang dan coba rasakan sensasi di desa wisata Kabupaten Bogor,” ujar Denni.

//dikutip dari press release diskominfo kabupaten bogor.

Jrrk//wins.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *