BRI Dukung Pertanian Rumput Laut, Bantu Sarpras, Pelatihan, Hingga KUR Petani

Branch Office BRI Semarapura memberi sarana dan prasarana budidaya serta kemudahan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi petani.

Denpasar, breakingnews – BRI Regional Office Denpasar mendukung sektor pertanian, khususnya budidaya rumput laut di Nusa Lembongan. Melalui Branch Office BRI Semarapura, dukungan tersebut diwujudkan dalam bentuk pemberian sarana dan prasarana budidaya serta kemudahan akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi petani. Ketua Kelompok Budidaya Rumput Laut Kerthi Darma, I Kadek Lulus, pada Selasa (26/11/2024) mengungkapkan bahwa pihaknya sangat terbantu dengan bantuan sarana dan prasarana budidaya yang diberikan BRI, seperti tali dan jaring. Bantuan ini sangat dibutuhkan petani, mengingat budidaya rumput laut telah menjadi sumber penghidupan utama bagi masyarakat di Nusa Lembongan, khususnya anggota Klaster Kerthi Darma.

Budidaya rumput laut sudah dilakukan secara turun-temurun dan kini menjadi sumber penghidupan yang sangat penting. “Hasil dari bertani rumput laut ini cukup besar, sehingga mampu menghidupi keluarga kami sejak nenek moyang hingga sekarang,” ujar Lulus. Pada beberapa periode sebelumnya, harga rumput laut sempat jatuh, yang menyebabkan petani vakum selama empat tahun. Namun, saat pandemi Covid-19 melanda dan sektor pariwisata di Nusa Lembongan terdampak, masyarakat kembali beralih ke budidaya rumput laut. Bahkan, harga rumput laut yang stabil membuat dampak ekonomi pandemi hampir tidak dirasakan oleh masyarakat.

Untuk memudahkan pengelolaan petani, klaster-klaster dibentuk, salah satunya adalah Klaster Kerthi Darma. Kelompok ini terdiri dari 25 petani yang masing-masing mengelola lahan 5-7 are. “Kelompok ini sudah ada sejak lama, namun kami mulai aktif kembali beberapa tahun terakhir. Saat itu, prospek rumput laut sangat bagus, sehingga sekitar 80 persen petani kembali terjun ke budidaya rumput laut,” ungkapnya. Budidaya rumput laut kini berkembang dengan baik, didukung oleh cuaca yang mendukung. Panen dilakukan setiap 35 hari, sehingga petani dapat panen lima kali dalam setahun. Hasil panen kemudian dijemur dan dijual ke pengepul dengan harga Rp13.000 hingga Rp15.000 per kg kering.

Namun, tidak semua hasil panen dijual. Sebanyak 50 persen dari hasil panen dijadikan bibit untuk panen berikutnya, sehingga petani bisa menghemat biaya bibit. Menurut Lulus, hasil rumput laut dikirim ke Kusamba, Klungkung, Surabaya, bahkan ada yang diekspor. Selain bantuan sarana dan prasarana produksi, petani rumput laut di klaster ini juga diberikan pelatihan guna meningkatkan pengetahuan dan produktivitas mereka. Anggota klaster juga sangat terbantu dengan adanya Kredit Usaha Rakyat (KUR). “Bunganya sangat ringan, bahkan selama pandemi kami tidak terlalu kesulitan dalam membayar cicilan,” ujarnya.

KUR BRI sangat membantu pengembangan usaha mereka, sehingga dapat bertahan hingga sekarang. Hasil dari penjualan rumput laut langsung masuk ke tabungan mereka, yaitu Simpedes. Regional CEO BRI Denpasar, Hery Noercahya, mengungkapkan bahwa bantuan sarana prasarana dan pelatihan yang diberikan BRI merupakan bentuk dukungan terhadap usaha pertanian, khususnya budidaya rumput laut. “Dengan bantuan ini, kami berharap para petani menjadi lebih produktif dan kreatif, sehingga hasil pertanian dan perekonomian mereka dapat meningkat,” pungkasnya. 5412/jmg

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *