Jarrakposbogor, 30/10/2022
KUTA BADUNG – Persatuan Donor Darah Indonesia (PDDI) Propinsi Bali menggelar Donor Darah Massal dalam rangka Hari Jadi PDDI yang ke – 44 dan Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Teater Saba The Keranjang Bali, minggu 30/10.
PDDI selalu mengadakan kegiatan rutin yang terbagi dalam sejumlah program meliputi Goes to Kampus yang mendatangi kampus-kampus terdekat dan diedukasi kaum intelektual yang handal, cerdas dan berkarakter itu diajak untuk turut serta berdonor darah. “Jadi, untuk menumbuhkembangkan donor darah ini menjadi life style atau gaya hidup,” ujarnya.
Program selanjutnya disebut Goes to Banjar dengan mendatangi banjar-banjar, kemudian ada donor berbasis desa adat. “Kami datangi Bapak Klian, Jro Bendesa kita ajak ngobrol disitu. Kita akan tahu di titik mana sebenarnya kelemahan kita, apa yabg dibutuhkan sesungguhnya dan apa yang paling terbesar ada, kita lakukan seminar-seminar dan kelompok tertentu kita jadikan satu, kita berikan pemahaman dan sublimasi hatinya kita nutrisi hatinya untuk mau melakukan donor darah. Intinya, mari kita jadikan donor darah ini sebagai gaya hidup sehat dan budaya bangsa. Spirit ini yang saya kembangkan hari ini,” tambahnya.
Untuk hari ini, kata Pringgantara, PDDI Bali telah melewati fase untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) PDDI ke-44 yang dirangkaikan dengan Hari Sumpah Pemuda.
Menariknya lagi, PDDI Bali turut serta menyambut Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20. Makanya, PDDI Bali ikut mempersembahkan darah kepada masyarakat untuk memberikan dorongan moral untuk mau berbagi terhadap sesama. “Rasa cinta dan berbagi itulah kita wujudkan lewat donor darah,” ungkap Pringgantara.
Bahkan, PDDI Bali memberikan presiasi yang besar kepada para pendonor darah melalui penghargaan. “Mereka yang berdonor 10 kali, 25 kali, 50 kali, 75 kali dan 100 kali. Untuk yang 100 kali ini, dari masing-masing provinsi ini dikumpulkan, lalu diberikan penghargaan langsung namanya Satya Lencana Presiden.
Tak kalah pentingnya, PDDI Bali juga memberikan penghargaan sikap dan moral. Namun, yang saat ini ditunggu adalah janji Gubernur Bali, Wayan Koster pada saat HUT PDDI ke-43 tahun lalu, disebutkan di Bali baru diketahui ada PDDI. Kemudian, Pringgantara menyampaikan, bahwa para pendonor sepuh sudah banyak berdonor darah, tapi di masa tuanya, mereka tidak mendapat penghargaan. Hingga saat ini, janji Gubernur Bali dikatakan Pringgantara belum terealisasikan.
“Nah, janji pak Gubernur dikatakan, akan menerbitkan Kartu Khusus bypass kepada para pendonor kita yang sudah sepuh ini biar langsung bisa direct untuk mendapatkan pengobatan langsung dari rumah sakit. Semoga Kartu Sehat untuk para pendonor yang sudah 100 kali segera terealisasi,” terangnya.
Selain itu, Pringgantara juga menyampaikan tentang keberadaan PDDI yang lahir pada 20 September 1978. Jadi, disebutkan, PDDI sudah berusia 44 tahun yang cukup matang.
Menurut Ketut Pringgantara, PDDI merupakan lembaga kelompok para pendonor Indonesia yang sehat, cerdas, berkarakter dan berbudaya. “Jadi, PDDI itu lahir di Jakarta sebagai bentuk apresiasi kepada para pendonor yang melakukan tindakan kemanusiaan. Namun, yang utama sekarang bagaimana menjaga stok darah itu agar aman di PMI,” jelasnya.
Dijelaskan, masyarakat belum paham betul dikira PDDI itu lembaga baru. Padahal PDDI itu, sejak 44 tahun telah ada di Jakarta. Bahkan, PDDI didirikan para sesepuh yang juga para pendonor serta telah tersebar di seluruh kabupaten/kota seluruh Indonesia.
“Saya sudah menjabat menjelang 5 tahun dan sebagai Ketua PDDI Bali sebenarnya kecelakaan, karena organisasi ini adalah nirlaba non politik dan non company serta tidak ada urusan keuangan. Ini adalah organisasi yang betul-betul ngayah, mengabdi demi kemanusiaan. Jadi, kesiapsiagaan sebagai seorang pendonor itu adalah upaya untuk membangun karakter masyarakat Bali yang menyentuh anak-anak muda agar mau berdonor,” paparnya.
Pada usia 17 tahun itu, imbuhnya, wajib hukumnya, ketika seseorang itu harus berdonor darah. Untuk orang yang belum berdonor darah, Pringgantara menegaskan bahwa rasa sakit akan terbayar, ketika ada kebahagiaan membantu sesama, yabg prinsip utamanya ngayah, karena resiko hidup adalah capai, sakit hingga mati.
“Saya tegaskan pada masyarakat luas, bahwa jangan sampai takut berdonor darah, apalagi di pasca pandemi ini, kita harus bersama-sama membantu sesama demi kemanusiaan. Ya, sakit memang ditusuk jarum, tapi pada intinya ketika lebih besar harapan kita untuk mengabdi kepada kemanusiaan, itu yang kita harapkan, membantu sesama,” kata Pringgantara.
Oleh karena itu, dengan penuh kasih sayang, Pringgantara mengajak masyarakat Bali berdonor darah untuk dijadikan yadnya, yang dalam bahasa Weda dinyatakan sebagai manawa sewa madawa sewa artinya melayani manusia sama dengan melayani Tuhan. Untuk itu, Pringgantara mengajak masyarakat luas di banjar dan dimanapun berada untuk bersatu padu dengan kemurnian hati dan ngayah pada bangsa dan negara lewat donor darah.
Untuk itu, masyarakat Bali dihimbau agar jangan takut berdonor darah, karena donor darah itu bermanfaat untuk kesehatan.
“Pada kesempatan ini, banyak saudara kita yang membutuhkan darah, ada pada saat ibu hamil, tindakan operasi dan juga kecelakaan serta mereka yang terkena kanker, sakit jantung dan segala macam. Itu bentuk ladang pengabdian yang kita bantu disitu. Tiba saatnya, pada saat generasi muda merayakan Hari Sumpah Pemuda ke-94 ini, mari kita jadikan ini sebagai ladang pengabdian kuat untuk membantu masyarakat luas dengan cara berdonor darah. Mari jadikan donor darah sebagai ladang pengabdian untuk mengabdi kepada bangsa dan negara,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua PDDI Unit Polda Bali, Kompol I Nyoman Rinda mendukung pelaksanaan kegiatan donor darah serangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) PDDI ke-44 dan Hari Sumpah Pemuda. “Kami setiap ada kegiatan event-event tertentu, kami selalu menggerakkan anggota masyarakat, terutama anggota Polri dan keluarganya ikut serta sebagai pendonor darah,” terangnya.
Untuk itu, hari ini, pihaknya dari PDDI Unit Polda Bali menerjunkan anggota Polda Bali kurang lebih 50 orang yang berasal dari Polres Kawasan Bandara Ngurah Rai, Polresta Denpasar dan anggota Biddokkes Polda Bali.
“Dengan adanya donor darah seperti ini, kami berharap, agar masyarakat, terutama generasi muda anggota Polri untuk berpartisipasi dalam kegiatan donor darah demi aksi kemanusiaan serta membantu masyarakat di rumah sakit yang memerlukan darah,” jelasnya.
Sementara itu, Salah satu anggota Lanud I Gusti Ngurah Rai TNI AU, Letda Sus Orlanza menyatakan, bahwa pihaknya turut serta berpartisipasi untuk melaksanakan donor darah dalam rangka HUT PDDI ke-44. “Kami sangat mendukung untuk kegiatan ini, karena donor darah ini perlu bagi masyarakat yang membutuhkan darah,” ungkapnya.
Kegiatan donor darah diisi dengan door prize berhadiah sepeda lipat, sepeda BMX, kompor gas, kipas angin, dispenser, rice cooker, blender dan setrika serta para pendonor mendapatkan beras sebagai ucapan terima kasih atas partisipasinya berdonor darah. (Wins)