DAERAH

Jangan Terlena Janji Manis Caleg, Waspada ‘Diwaluhinya’!

KALIMANTAN JARRAKPOS.COM – BANJARMASIN – Tahun ini, tahun janji. Akan dijumpai banyak orang bahampur janji. Tentu boleh-boleh saja, karena sudah menjadi kodratnya politik dan janji itu dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Hanya saja, harus diingat, apakah yang bersangkutan Pemilu sebelumnya juga pernah menyampaikan janji yang sama dan sudahkah terealisasi.

Hal itu disampaiakan, Ambin Demokrasi, Noorkhalis Majid, Sabtu (17/6/2023)

Kata dia, dikarenakan ingin menang, apapun yang diminta dijanjikan. Bikin jalan, jembatan, bangunan gedung, fasilitas ini dan itu. Perbaikan kualitas, penataan segala hal, pendek kata, semua dijanjikan.

Kalau sudah berulang kali menyampaikan janji yang sama pada setiap Pemilu, sebab kontestan tetap, tentu sudah di awali mengumbar janji. Sudah mengerti bagaimana memainkan emosi pemilih, bahkan janji palsu terasa asli. Padahal sebagian besar tidak terbukti, yang seperti ini juga bisa dianggap, diwaluhinya, (Di Bohongi) terangnya.

Ia bilang, selain melihat janji sebelumnya, ada baiknya juga mempelajari jejak rekam yang menyampaikan janji. Bila jejak rekamnya kurang baik, alamat janji palsu, paling hanya diwaluhinya. (di bohongi)

Ada apa dengan waluh? Waluh (labu) pasti enak. Bukan hanya enak dijadikan sayur, juga dibikin kue. Ada pais waluh, kolak waluh, lempeng waluh, bingka dan roti pisang waluh, dan sebagainya. Waluh, makanan kesukaan orang Banjar. Hampir semua anak balita Banjar, ketika awal belajar makan, disuguhkan nasi yang dipenyet dengan waluh, rasanya enak sekal, jelasnya.

Ia menambahkan, ketika janji manis disampaikan, dan sebenarnya bohong, orang Banjar menyebutnya diwaluhinya. Karena janji yang (enak) nyaman, menghibur hati, mungkin setara kenyamanannya dengan waluh, dan ketika tidak berbuah kebohongan, menjadi diwaluhinya. (di bohongi)

Bohong dalam kontek ini masih dianggap menyenangkan, bahkan menghibur. Sebab sudah tahu bahwa segala yang disampaikan itu, tidak mudah merealisasikannya. Sama seperti janji politik, mewujudkannya perlu proses, perlu penselarasan aturan, ketentuan dan kewenangan, maka jangan terlalu percaya janji politik, kalu pina diwaluhinya,(Nanti di bohonginya) tambahnya. (Kalimantan Jarrakpos.Com)

Penulis :Team : Yuliadi / Muhammad Syahril Effendy / Nur Inayah.
Editor : Herman Soetiady

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button