BANGLI, Breaking-news.co.id | Dugaan sunat atas uang saku peserta perjalanan dinas (perjadin) di Pemkab Bangli kini menyeruak. Kalau sebelumnya hanya sebatas isu, namun kini memunculkan dugaan kuat uang saku dimaksud disunat oknum pejabat.
Perjalanan dinas saat itu menuju Banyuwangi, Jatim. Agendanya selama 3 hari dua malam. Pesertanya, kepala dusun, kepala lingkungan dan bendesa adat. Salah satu kepala dusun di kecamatan Bangli berinisial Ml kepada Breaking news belum lama ini mengaku kecewa atas agenda perjadin tersebut.
Pasalnya uang saku yang mereka terima tidak sesuai harapan. Ml menduga telah ada main sunat atas hak mereka. Ml mengakui perjadin ke Banyuwangi hanya mendapatkan uang saku Rp. 615.000. Diterima dari juru bayar di Dinas PMD Bangli. Semestinya mereka dapatkan uang saku Rp. 1.320.000 untuk tiga hari. Karena hitungannya sehari dapat Rp. 440.000. Dugaan sunat pun kuat. Karena antara yang ditanda tangani dengan yang mereka terima berbeda.
Lebih janggal lagi menurut Ml, uang saku tersebut tidak mereka terima melalui rekening, namun diberikan secara tunai.
“Kami sudah setor rekening, mestinya pembayarannya by rekening dong, mengapa dengan tunai, apakah ini ada upaya terselubung untuk dapat memotong uang saku”, ujar Ml dengan nada serius.
Dia mengeluhkan atas uang saku yang mereka terima sangat minum. Berangkat keluar daerah menurut dia setidaknya harus membawa oleh- oleh buat keluarganya. Meteja mengaku norok untuk beli oleh- oleh.
“Apa artinya uang saku segitu, untuk beli oleh- oleh buat keluarga aja ga nyampe”, keluhnya dengan nada tinggi.
Sebelumnya dia mendengar bakal mendapatkan uang saku total sekitar Rp 1.320.000.Namun dia harus kecewa atas pemberian uang saku sebesar itu. Menurutnya, kalaupun harus dipotong uang makan dan biaya transportasi lokal, tidaklah sampai sekecil itu sisa yang mereka terima.
Konon teman- teman mereka juga mendapatkan besaran uang saku yang sama seperti diakui kepala Dusun lainnya yang namanya enggan disebutkan.
Sumber yang mengaku ikut dalam perjalanan dinas ini mengeluhkan hal serupa.
“Dia juga mengaku terima uang saku hanya Rp. 615.000 Sama dengan teman- teman, saya juga dapat segitu, kalau tahu segitu mungkin saya ga ikut berangkat, saya meninggalkan pekerjaan, kalau ga demi urusan gumi Bangli saya ga ikut, memang sih dapat refreshing, tapi ga benar kalau hak orang dipotong gitu”, kesalnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa ( Kadis PMD) Bangli, Dewa Agung Purnama, ketika dikonfirmasi Breaking news di kantor belum lama ini tampak seperti kebakaran jenggot. Pasalnya dia tidak dapat mengelak atas fakta mengenai besarnya uang saku yang diterima peserta Perjadin. Ketika ditanya tentang besaran uang saku yang mesti diterima peserta Perjadin ke Banyuwangi yakni Rp. 440.000 sehari ia tidak membantahnya. Pun tidak membantah bahwa uang saku yang mesti diterima peserta rentang 3 hari itu sebesar Rp. 440.000×3 =Rp.1.320.000,00.
Mantan Camat Tembuku asal Desa Kayubihi ini tidak memberikan statemen yang tegas dan lugas atas dugaan pemotongan uang saku tersebut. Dia hanya mengakui kalau keberangkatannya terhitung tiga hari dua malam. Namun dia tidak menyebutkan berapa jumlah pesertanya. Dia juga tidak menjelaskan bagaimana dengan mereka yang tidak ikut (absen) apakah uangnya masuk ke kas daerah.
Kadis PMD, Purnama mengakui bahwa ada juga perjalanan dinas ke Lombok. Perjadin ke Lombok juga tidak luput dari isu tak sedap. Bahkan terkabar peserta hanya menerima uang saku Rp. 100.000. Pembayarannya juga dengan tunai, bukan by rekening. Dibayarkan oleh juru bayar di Dinas PMD, diambilkan uangnya dari Badan Keuangan dan Pendapatan Daerah ( BKPAD) setempat oleh staf Dinas PMD. (Sum)